Wednesday 3 February 2010

24 Tahun Bayi Menjadi Batu di Perut


BATURAJA - Tim dokter dikejutkan dengan ditemukannya bayi yang sudah membatu dalam rongga perut Ny Painah (48) pada saat operasi pengangkatan mioma uteri yang dilakukan tim dokter dipimpin dr H Hafiz Usman SpoG di Rumah Sakit dr Noesmir Baturaja Rabu (22/4/09).

Bayi dengan berat sekitar 300 gram – 400 gram dan panjang 14 cm itu menurut keluarga Painah sudah menghuni perut ibunya selama 24 tahun. Namun setelah acara tujuh bulanan, bayi hilang dan perut ibunya berangsur mengecil seperti orang sudah bersalin .

Dokter H Hafiz Usman SpOG mengatakan kasus ini atau dalam istilah medis Lito pedium (lito berarti batu dan pedium artinya anak) baru pertama kali ditemukan di Ogan Komering Utara (OKU). Ibu bayi mengalami kehamilan intraabdominal /ekstra utrin. Bayi meninggal dunia pada kehamilan tujuh bulan dan tidak ada jalan keluar (lahir) karena posisi bayi di dalam rongga perut atau bayi berada di luar rahim.

(Sumber: anehunikgokil.blogspot.com)

Tuesday 2 February 2010

mulanya,,,

mulanya sulit untuk mengatakan aq bisa menjalani ini,,,tp aq harus tetap bisa untuk memberikan terbaik untuk semua, walaupun itu terasa sulit,

Monday 1 February 2010

lihatlah,,,!!

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan istrinya, saat membuka sebuah bungkusan. Ada mainan pikirnya. Tapi dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan, “Awas ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati ada perangkap tikus di dalam rumah!”

Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruki tanah, mengangkat kepalanya dan berkata. ‘Ya, maafkan aku Pak Tikus. Aku tahu memang ini masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tidak ada masalah. Jadi jangan buat aku sakit kepala lah.”

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing. Katanya, “Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di dalam rumah!”

‘Wah aku menyesal dengan kabar ini.” Si kambing menghibur dengan penuh simpati. “Tetapi tidak ada sesuatu pun yang bisa kulakukan kecuali berdo’a. Yakinlah, kamu senantiasa ada dalam do’a-do’aku!”

Tikus kemudian berbelok menuju si lembu.
‘Oh! Sebuah perangkap tikus?” jadi saya dalam bahaya besar ya?” kata lembu sambil ketawa, berteleran air liur.

Jadi tikus itu kembalilah ke rumah dengan kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian. Ia merasa sungguh-sungguh sendiri.

Malam tiba, dan terdengar suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menagkap mangsa. Istri petani berlari melihat apa saja yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematok tangan istri petani itu. Petani iktu bergegas membawanya ke rumah sakit.

Si istri kembali ke rumah dengan tubuh mungil, demam. Dan sudah menjadi kebiasaan, setiap orang sakit demam, obat pertama adalah memberikan sup ayam segar yang hangat. Petani itupun mengasah pisaunya, dan pergi ke kandang, ,mencari ayam untuk bahan supnya.

Tapi, bisa itu sungguh jahat, si istri tak kunjung sembuh. Banyak tetangg yang datang membesuk dan tamupun tumpah ruah ke rumahnya. Iapun harus menyiapkan makanan, dan terpaksa kambing di kandang itu dijadikan gulai. Tapi itu tidak cukup, bisa itu tak dapat taklukan. Si istri mati, dan berpulh orang datang untuk mengurus pemakaman, juga selamatan. Tak ada cara lain, lembu di kandang itupun dijadikan panganan untuk puluhan rakyat dan peserta selamatan,

Kawan, apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu pikir itu masalah itu tidak ada kaitannya dengan kamu, ingatlah bahwa apabila ada “perangkap tikus” di dalam rumah, seluruh “ladang pertanian” ikut menanggung resikonya. Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan daripada kebaikanya.

Sumber: (iphincow.wordpress.com)

DEKAT , JAUH, BESAR, BERAT, RINGAN, Dan TAJAM

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya..

Pertama,
"Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu BENAR. Tetapi sesungguhnya yang paling dekat dengan kita adalah KEMATIAN. Sebab itu adalah janji Allah SWT, bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Q.S. Ali Imran 185)

Kedua,
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".
Murid -muridnya menjawab : "negara Cina, bulan, matahari dan
bintang-bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu
adalah BENAR.
Tapi yang paling benar adalah MASA LALU. Walau bagaimanapun caranya kita takkan mampu kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu, kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang
dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Ketiga,
"Apakah yang paling besar di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "gunung, bumi dan matahari".
Semua jawaban itu BENAR kata Imam Ghozali. Tetapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah HAWA NAFSU (Q.S.Al-A'Raf 179).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa
kita ke neraka.

Keempat,
"Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab : "besi dan gajah". Semua jawaban adalah BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Q.S. Al-Ahzab 72).
Tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang, gunung-gunung, bahkan para malaikat semua tidak mampu ketika
Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga
banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tak mampu memegang
amanahnya.

Kelima,
"Apakah yang paling ringan di dunia ini?"
Ada? yang menjawab : "kapas, angin, debu dan daun-daunan".
Semua itu BENAR kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Seringkali hanya karena pekerjaan, kita tinggalkan sholat kita.. Hanya karena hal duniawi, seringkali kita meninggalkan perintah sholat.

Dan pertanyaan keenam adalah,
"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak : "pedang".
BENAR, kata Imam Ghozali, tapi sesungguhnya yang paling tajam itu adalah LISAN. Karena melalui lisan kita, manusia akan mudah untuk menyakiti hati dan melukai perasaan
saudaranya sendiri.

Teman, sekarang kita tahu bahwa hal yang paling dekat dengan diri kita itu adalah kematian, hal yang paling jauh dari diri kita itu adalah masa lalu, hal yang paling besar adalah hawa nafsu, hal paling berat adalah memegang amanah, hal yang paling ringan adalah meninggalkan shalat, dan hal yang paling tajam didunia ini sesungguhnya adalah lisan kita..

Maka mulai sekarang mari bersama-sama kita selalu renungkan, betapa selama ini kita tak pernah menyadari semua hal itu.. seringkali kita merasa sudah sempurna seakan bisa hidup selama-lamanya, padahal kita tak pernah sadar bahwa kematian itu sungguh betapa dekat.. Kita pun selalu menyianyiakan masa kini, karena merasa kita masih mempunyai masa depan, padahal kita takkan pernah mampu utk mengulang masa sekarang di masa yang akan datang.. Seringkali kita ikuti terus hawa nafsu kita, padahal betapa hawa nafsu itulah yang kelak bisa menjerumuskan kita ke lautan api neraka, seringkali kita melepas amanat yang kita pegang, dan seringkali kita begitu ringan untuk meninggalkan warisan dari Nabi Muhammad SAW, yaitu shalat.. Dan kitapun sering menggunakan lisan kita, untuk menyakiti perasaan orang lain, bahkan kepada ibunda kita sekalipun..

dari : Amalul A. سودارا