Monday 20 January 2014

Steven Johnson Syndrome-SJS-alergi-review

Pagi ini saya 'melotot' dan 'membaca' tentang SJS di blog senior hmmm super senior apoteker hehehe...
ooowwh ,,,owwwh siapa diaa,,,hehehe
Saya pernah bertemu beliau di beberapa seminar kefarmasian walaupun untuk diajar secara langsung dalam perkuliahan saya belum pernah namun dari bahasa tulisan dalam weblognya ( http://zulliesikawati.wordpress.com ) saya cukup jelas hingga jelas dalam memahaminya. Alhamdulillah,,,
SJS tidak asing bagi kita nakes. Dalam perkuliahan dan beberapa seminar juga sering dibahas tentang SJS. Beberapa point yang perlu dicatat dan masyarakat harus tau adalah dalam tindakan preventif dini. Bagaimana preventif dini???
Saya yang notabene nakes dalam hal minum obat paling males, jauh-jauh jika badan kurang fit saya minum paracetamol. Namun tahukah ternyata paracetamol adalah salah satu obat pencetus SJS jika pemakaian terlalu sering. Selain paracetamol ada juga analgetik nonsteroid yaitu diklofenak dan piroxicam serta golongan antibiotik sulfa. Preventif dini bisa dilakukan dengan tidak gampang mengambil keputusan dalam mengkonsumdi obat-obatan. Panas dikit minum obat deman, sakit dikit konsumsi obat,,,,
"jangan dikit-dikit obat"
Naaaah,,,,inilah preventif dininya. Sekalipun minum obat, konsultasikanlah dengan apoteker keluarga anda. Jika medapat resep dokter, konsultasikanlah dengan spesifik kepada dokter dan apoteker keluarga anda ttg keluhan dan seberapa perlukah mengkonsumsi obat tsb. Penggunaan paracetamol, diklofenak dan piroxicam tak ayal menjadi gunung bagi pasien. Apalagi dengan tipe pasien "saya cocok kalau minum obat itu". Tipe pasien seperti ini akan selalu menyetok obat-obat tersebut dalam jumlah banyak dan jika sedikit berasa sakit langsunglah konsumsi obat. Berasa makin parah si pasien merekomendasikan kepada teman dan sanak keluarga.
Dalam tulisannya apoteker senior saya ini ( hehehe ) mengingatkan kembali obat-obat tersebut di atas banyak dijual dalam bentuk obat paten atau merk dagang yang familiar. Terkadang pasien tidak tahu bahwasanya obat yang mereka minum dengan merk dagang tersebut adalah sama dengan generik tersebut. Maka jangan ragu untuk berkonsultasi dengan apoteker keluarga anda :)
Cuplikan cara penanganan jika ada pasien terkena SJS ( http://zulliesikawati.wordpress.com )
Bagaimana pengatasannya?
Tidak ada obat yang spesifik untuk mengatasi SJS, sehingga pengobatannya adalah berdasarkan gejala yang ada. Istilahnya diberi terapi suportif, untuk mendukung dan memperbaiki kondisi pasien. Jika keadaan umum pasien cukup berat, maka perlu diberi cairan dan elektrolit, serta kalori dan protein secara parenteral melalui infus. Karena infeksi juga merupakan salah satu penyebab SJS terutama pada anak-anak, maka diberi pula antibiotik dengan spektrum luas, yang kemudian dilanjutkan dengan antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebab. Untuk menekan sistem imun, digunakan pula kortikosteroid, walaupun penggunaannya masih kontroversial, terutama bentuk sistemik. Contohnya adalah deksametason dengan dosis awal 1mg/kg BB bolus, kemudian selama 3 hari 0,2-0,5 mg/kg BB tiap 6 jam. Untuk gatalnya bisa diberi anti histamin jika perlu. Untuk perawatan lesi pada mata diberi antibiotika topikal. Kulit yang melepuh ditangani seperti menangani luka bakar. Lesi kulit yang terbuka dikompres dengan larutan saline atau Burowi. Lesi di mulut bisa dirawat dengan antiseptik mulut. Dan jika ada rasa nyeri bisa diberikan anestesi topikal. Semua terapi ini akan diberikan oleh dokter sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Kesembuhan pasien sangat tergantung dari berat ringannya gejala yang muncul.





nb : 1) konsultasikan obat-obat yang anda konsumsi kepada apoteker keluarga anda 2) 'curhat' lah kepada dokter yang menangani anda secara jelas baik gejala penyakit, keluhan hingga obat yang telah anda konsumsi agar diagnosa lebih tepat dan dokter bisa memberikan rekomendasi pengobatan dan check lab pendukung jika diperlukan


selangkapnya bisa di baca di sini


No comments:

Post a Comment

comment please ^_^